1. Retur Penjualan (Sales Return)
Barang dikembalikan oleh customer ke perusahaan.
Alasan: barang cacat, salah kirim, atau tidak sesuai pesanan.
Barang masuk lagi ke gudang, bisa:
Masuk kembali ke stok normal (kalau masih bagus).
Masuk ke stok rusak/return (kalau tidak bisa dijual lagi).
Akuntansi: menambah persediaan, mengurangi pendapatan/penjualan.
2. Pembelian (Purchase Receipt / Goods Receipt)
Barang masuk dari supplier/vendor sesuai dengan Purchase Order.
Ini adalah transaksi penerimaan normal dalam proses pembelian.
Bisa masuk langsung ke gudang, atau ke area karantina dulu (quality check).
Akuntansi: menambah persediaan & menambah hutang dagang.
3. Subkontrak (Subcontracting Receipt / Makloon Masuk)
Barang masuk dari vendor subkontrak setelah diproses.
Bisa berupa:
Barang hasil jadi (finished goods) dari bahan baku yang kita kirim sebelumnya.
Barang setengah jadi setelah dikerjakan sebagian.
Barang ini kembali menjadi milik perusahaan dan ditaruh di gudang.
Akuntansi: masuk sebagai persediaan barang jadi/produksi, biaya subkontrak dicatat sebagai biaya jasa.
4. Lainnya (Others / Miscellaneous Receipt)
Penerimaan barang ke gudang bukan dari pembelian maupun retur.
Contoh:
Penerimaan barang hibah/donasi
Penyesuaian stok (ada selisih fisik lebih saat stock opname)
Transfer antar gudang perusahaan (penerimaan dari gudang perusahaan lain)
Akuntansi: tergantung kasus, bisa masuk ke persediaan dan lawan akun pendapatan lain-lain atau penyesuaian.
Kesimpulan:
Retur Penjualan → dari customer.
Pembelian → dari supplier.
Subkontrak → dari vendor makloon.
Lainnya → dari hal non-pembelian, retur maupun subkontrak.
